Setelah sekian lama tidak menulis, akhirnya saya pun kembali dengan jutaan kata di dalam pikiran saya. Lebih tepatnya, saya kembali dengan ratusan ide yang saya catat di agenda saya setiap harinya. Di saat seorang guru sedang menjelaskan sesuatu, terkadang suatu ide datang dan mendorong saya untuk menuliskannya di dalam agenda saya itu. Hampir setiap hari saya memperoleh ide-ide baru yang seharusnya saya tuangkan ke dalam tulisan-tulisan. Namun waktu dan kesempatan seringkali menghambat keinginan saya. Semoga saja, suatu hari pencerahan itu benar-benar datang, dan saya pun bisa menuangkan segala aspirasi saya di sini.
Begitu banyak topik yang setiap harinya melintas di kepala saya. Semua itu bercampur aduk di dalam pikiran saya, terbungkus oleh sebuah niat untuk menumpahkannya pada suatu wadah besar yang tak terbatas. Topik-topik itu beragam, disertai dilematis-dilematis saya yang kerap kali membatasi langkah saya. Hingga detik ini pun saya belum tau ingin menulis apa, bagaimana, dan untuk apa. Begitu banyak topik, begitu banyak cerita, begitu banyak pengalaman, dan juga.. perasaan. Saya pun tidak punya untuk memikirkan sebab dari semuanya. Sebab yang mengakibatkan saya sulit sekali untuk meluangkan waktu demi sebuah tulisan di blog ini. Pendapat dan pemikiran saya pun harus tertahan, harus diredam terlebih dahulu.
Entah ada berapa hal yang sampai sekarang masih berjalan-jalan di dalam pikiran saya. Masing-masing hal berkeliling dan saling meleburkan diri satu sama lain. Semua itu pun semakin membuat saya bingung, tidak punya kemampuan lagi untuk mengungkapkannya satu per satu. Secara sistematis, mengalir, padat, dan jelas. Entah ke mana kemampuan itu. Entah di mana kemampuan itu sekarang.
Letak masalah tersebut bukanlah hanya pada saya. Bukanlah hanya pada kemampuan saya yang belakangan ini tidak lagi saya miliki, melainkan juga pada hal-hal yang saya pikirkan itu. Ya, memang tidak bisa lepas dari keterlibatan diri saya sendiri. Namun sejauh ini, pemikiran itu menurut saya begitu beragam dan kompleks. Saling berkaitan, tetapi tidak ada inti dari semua itu. Sebagian dari itu pun berupa mimpi-mimpi yang berisi suatu harapan dan khayalan.
Saya pun terlalu terpaku pada hal-hal yang sebenarnya tidak mengganggu saya secara langsung. Saya pun terlalu terpaku pada hal-hal yang sebenarnya tidak mendesak, dan tidak perlu saya pikirkan. Rumit, membingungkan, menjengkelkan, dan tak berujung. Semua seakan tumbuh dalam rupa pertanyaan-pertanyaan yang memaksa saya untuk mencari jawabannya.
Mungkin cukup. Mungkin saya perlu merangkum semua ide saya di dalam suatu kerangka yang nantinya dapat membantu saya mengungkapkan satu per satu ide tersebut. Semoga saya berhasil. Semoga saya juga berhasil dalam menjalankan 7 bulan terakhir di SMA ini. Lebih cepat lebih baik (mungkin).
Dan untuk saat ini, saya hanya bermimpi untuk melihat transportasi umum memadai di Jakarta. Sejauh ini, hanya kalimat itu yang benar-benar mendominasi pikiran saya.
Terimakasih telah membaca tulisan panjang dan kurang berisi ini.
Begitu banyak topik yang setiap harinya melintas di kepala saya. Semua itu bercampur aduk di dalam pikiran saya, terbungkus oleh sebuah niat untuk menumpahkannya pada suatu wadah besar yang tak terbatas. Topik-topik itu beragam, disertai dilematis-dilematis saya yang kerap kali membatasi langkah saya. Hingga detik ini pun saya belum tau ingin menulis apa, bagaimana, dan untuk apa. Begitu banyak topik, begitu banyak cerita, begitu banyak pengalaman, dan juga.. perasaan. Saya pun tidak punya untuk memikirkan sebab dari semuanya. Sebab yang mengakibatkan saya sulit sekali untuk meluangkan waktu demi sebuah tulisan di blog ini. Pendapat dan pemikiran saya pun harus tertahan, harus diredam terlebih dahulu.
Entah ada berapa hal yang sampai sekarang masih berjalan-jalan di dalam pikiran saya. Masing-masing hal berkeliling dan saling meleburkan diri satu sama lain. Semua itu pun semakin membuat saya bingung, tidak punya kemampuan lagi untuk mengungkapkannya satu per satu. Secara sistematis, mengalir, padat, dan jelas. Entah ke mana kemampuan itu. Entah di mana kemampuan itu sekarang.
Letak masalah tersebut bukanlah hanya pada saya. Bukanlah hanya pada kemampuan saya yang belakangan ini tidak lagi saya miliki, melainkan juga pada hal-hal yang saya pikirkan itu. Ya, memang tidak bisa lepas dari keterlibatan diri saya sendiri. Namun sejauh ini, pemikiran itu menurut saya begitu beragam dan kompleks. Saling berkaitan, tetapi tidak ada inti dari semua itu. Sebagian dari itu pun berupa mimpi-mimpi yang berisi suatu harapan dan khayalan.
Saya pun terlalu terpaku pada hal-hal yang sebenarnya tidak mengganggu saya secara langsung. Saya pun terlalu terpaku pada hal-hal yang sebenarnya tidak mendesak, dan tidak perlu saya pikirkan. Rumit, membingungkan, menjengkelkan, dan tak berujung. Semua seakan tumbuh dalam rupa pertanyaan-pertanyaan yang memaksa saya untuk mencari jawabannya.
Mungkin cukup. Mungkin saya perlu merangkum semua ide saya di dalam suatu kerangka yang nantinya dapat membantu saya mengungkapkan satu per satu ide tersebut. Semoga saya berhasil. Semoga saya juga berhasil dalam menjalankan 7 bulan terakhir di SMA ini. Lebih cepat lebih baik (mungkin).
Dan untuk saat ini, saya hanya bermimpi untuk melihat transportasi umum memadai di Jakarta. Sejauh ini, hanya kalimat itu yang benar-benar mendominasi pikiran saya.
Terimakasih telah membaca tulisan panjang dan kurang berisi ini.
No comments:
Post a Comment