I believe in Newton's Third Law

For every action there is an equal and opposite reaction.
It happens in reality. It really does.

Want to share about your thoughts?
Email me: daniawwrr@yahoo.com :)

Monday, January 24, 2011

Suara Hati Seorang Kekasih Bagai Nyanyian Surgawi

Tak akan berdusta
Walau ketamakan merajai diri yang penuh emosi





(Melly Goeslaw - Suara Hati Kekasih)

Friday, January 21, 2011

Rasa

Suatu malam ingin saya habiskan dengan menulis sesuatu. Bercuap-cuap tanpa suara. Bukan tanpa suara, tetapi tanpa kata-kata yang terlontar dari mulut. Yang ada hanyalah bunyi keyboard yang sesekali ramai, sesekali berhenti sama sekali. Ditemani lantunan lagu-lagu kegalauan malam hari ataupun saat hujan. Ini adalah malam. Malam yang dulu seringkali saya lewati. Malam yang seringkali saya nikmati. Malam yang sejak dulu saya sukai. Ditambah satu lagi.. Secangkir kopi hitam panas yang sesekali saya seruput untuk menghindari rasa kantuk.

Tetapi terkadang keadaan tidak mendukung suasana malam itu. Entah itu kondisi fisik, atau berbagi kepentingan lainnya yang mengurangi kenikmatan malam itu. Lalu pada malam ini saya menemukan kesempatan yang selama ini bisa dibilang hilang.

Sepertinya lebih baik saya langsung mengarah pada topik pembicaraan saja. Beberapa orang (dengan blog atau tulisan-tulisannya) menginspirasi saya untuk menulis sesuatu tentang pribadi manusia. Ya ini bukan analisis yang sengaja saya lakukan, ini hanyalah argumentasi. Baiklah, saya ini ingin membicarakan tentang pikiran dan kegelisahan setiap orang. Setiap manusia yang menjalani kehidupan di dunia ini.

Mereka yang memiliki blog atau pernah mempublikasikan tulisannya, sebagian besar terkadang mengalami masa yang disebut.. Masa labil. Di mana seseorang merasa emosinya naik turun. Merasa hidupnya monoton, atau merasa hidupnya terlalu tidak menentu. Atau mungkin, merasa hidupnya terkadang sempurna namun hampa. Masa di mana seseorang itu tidak bisa mengontrol emosinya dengan baik, sehingga membuat pikiran dan tindakannya sedikit menyimpang dari biasanya.

Sebagian dari pemilik tulisan-tulisan itu merasa hidupnya hampa. Tidak ada orang lain dalam hidupnya yang bisa menjadi penolong baginya. Mereka merasa kesulitan dalam menumpahkan rasa, entah itu bahagia atau sedih. Mereka merasa kebingungan bagaimana caranya menjadi seorang individu yang independen, percaya diri, dan bahagia. Mereka menyebut-nyebut keputusasaan. Namun dari semua itu, saya menemukan beberapa sisi positif dari mereka.

Jika mereka berkata bahwa mereka kesulitan menumpahkan keluh kesah mereka, saya merasa mereka salah besar. Semua hal yang mereka tuangkan dalam paragraf-paragraf yang dapat dibaca banyak orang, menjadi salah satu sarananya untuk melampiaskan rasa sakit dalam hidupnya. Terkadang mereka menyebut diri mereka labil, tidak waras, aneh, dan sebagainya dalam tulisan-tulisan mereka itu. Tetapi pada dasarnya, apakah orang yang tidak waras akan mengakui bahwa ia tidak waras?

Jika mereka berkata bahwa semua unsur dalam dirinya adalah suatu hal yang negatif, mereka juga salah besar. Mari kita lihat. Saya pernah mengalami suatu masa yang membuat saya merasa kehilangan setengah jiwa saya. Terkadang saya menulis, merangkai kata-kata, membuat suatu karya sastra yang mengalir begitu saja tanpa tata bahasa, dan sebagainya. Hasil dari semua itu.. Indah. Jujur saja, terkadang saya merasa kegalauan hati itu membantu seseorang untuk menemukan rasa dari seni, terutama sastra.

Dulu saya adalah salah satu di antara mereka, yang dari tadi saya bicarakan. Ataukah sampai sekarang?

Saya pun tidak tahu jawabannya. Saya hanya bersyukur akan grafik kehidupan yang selama ini telah terlukis dalam perjalanan hidup saya. Saya mengalami kebahagiaan, kesedihan, kekecewaan, kebanggaan, yang begitu kerap melatih emosi saya. Saya selalu mengambil dua sisi dari setiap peristiwa dalam hidup saya. Positif dan negatif. Hal tersebut selalu membantu saya untuk melewati berbagai peristiwa dalam keseharian saya. Saya pun berkembang. Semakin mengerti akan bermacam-macam hal di dunia ini. Semakin menyadari betapa menariknya hidup.

Berbagai kesulitan hidup mengajari saya banyak hal. Mulai dari bersyukur, berdoa, meminta tolong, berterimakasih, dan sebagainya. Saya pun terkadang mengakui kegalauan yang sesekali setiap orang perlukan. Kegalauan itu mengolah rasa. Tetapi perlu ada introspeksi, perbaikan, dan perkembangan diri.

Hidup itu indah. Klise, ya. Tetapi, pernyataan itu benar.

Sunday, January 16, 2011

Sunday, January 9, 2011

Jarak Abstrak

Ada gedung tinggi, tetapi ada yang membebani bahu.
Photobucket

Selalu ada jarak yang harus ada.
Antara satu orang dengan orang lain.
Antara satu kendaraan dengan kendaraan lain.
Antara satu gerakan dengan gerakan lain.
Antara satu tempat dengan tempat lain.
Antara satu kelas dengan kelas lain.
Antara satu jarak dengan jarak yang lain.
Antara satu hal dengan hal yang lain.

Memang sepantasnya begitu. Tetapi terkadang, jarak itu menempatkan diri seenaknya saja. Melempar jauh yang di depan, membuang jauh yang terbelakang. Jarak itu terkadang tidak tahu tempat. Jarak itu terkadang lupa mengukur dirinya sendiri.

Tetapi terkadang kesalahan juga bukan hanya dari jarak itu sendiri. Terkadang jarak itu memang tidak mengerti bagaimana harusnya menempatkan dirinya sendiri. Terkadang makhluk hidup pun yang lupa mengatur jarak itu sendiri. Lupa pada sesama dan dirinya sendiri. Lupa dengan jarak yang di antaranya. Terkadang manusia yang bertingkah. Terkadang manusia tidak memanfaatkan otaknya sebagai pusat saraf dari seluruh tubuh secara benar, untuk membantu dirinya mempertimbangkan segala kemelut hidup dan membantu dirinya menyeimbangkan jarak yang daritadi saya bicarakan. Saya bicara tentang materi, tentang sisi psikologis, dan sebagainya.

Kalau yang saya dengar dari seseorang bernama "Sudjiwo Tedjo", hidup berawal dari sebuah pertanyaan. Kemudian saya berpikir lagi, dan menemukan bahwa akhir dari hidup kita sendiri juga menjadi sebuah pertanyaan. Satu hari mungkin kita lalui tanpa amarah. Tetapi tidak mungkin kita lalui tanpa pertanyaan. Satu hari mungkin kita lalui tanpa jawaban jelas, tetapi tidak mungkin kita lalui tanpa pertanyaan. Dan kali ini.. Saya pun juga ingin mengajukan pertanyaan ini pada Anda..

Ada apa dengan jarak ini?

Saturday, January 1, 2011

Next

Let's go forward.

Photobucket
That was how it looks like on the New Year's Eve around Kelapa Gading roundabout. I was in La Piazza with my brother. It was a last-minute decision. I finally chose to take some pics around La Piazza (catching some great fireworks) for new year.

So here are the fireworks.
It kept smashing until 15 minutes after the countdown ended.
Photobucket
It was my first time taking pics of this kind of fireworks. Well it was tiring, but fun ; )

Photobucket
Photobucket
Photobucket
The last one is my favorite.

Well guys, all I have to say is HAPPY NEW YEAR 2011! I can't write a lot. Yea, maybe this is one of my resolutions for 2011. I gotta practice more to improve my writing. To improve my English. Hahaha. I guess I'd be writing my new-year-post afterward in Indonesian language, regarding that I am Indonesian ;) Huh there are tons of things to say here. To talk about.

Okay pals, enjoy 2011! I believe life must be more difficult, but I also believe that you must be able to struggle harder. And to reach your dreams by efforts, and prayers.

Happy holiday (which is almost over)!