I believe in Newton's Third Law

For every action there is an equal and opposite reaction.
It happens in reality. It really does.

Want to share about your thoughts?
Email me: daniawwrr@yahoo.com :)

Friday, January 21, 2011

Rasa

Suatu malam ingin saya habiskan dengan menulis sesuatu. Bercuap-cuap tanpa suara. Bukan tanpa suara, tetapi tanpa kata-kata yang terlontar dari mulut. Yang ada hanyalah bunyi keyboard yang sesekali ramai, sesekali berhenti sama sekali. Ditemani lantunan lagu-lagu kegalauan malam hari ataupun saat hujan. Ini adalah malam. Malam yang dulu seringkali saya lewati. Malam yang seringkali saya nikmati. Malam yang sejak dulu saya sukai. Ditambah satu lagi.. Secangkir kopi hitam panas yang sesekali saya seruput untuk menghindari rasa kantuk.

Tetapi terkadang keadaan tidak mendukung suasana malam itu. Entah itu kondisi fisik, atau berbagi kepentingan lainnya yang mengurangi kenikmatan malam itu. Lalu pada malam ini saya menemukan kesempatan yang selama ini bisa dibilang hilang.

Sepertinya lebih baik saya langsung mengarah pada topik pembicaraan saja. Beberapa orang (dengan blog atau tulisan-tulisannya) menginspirasi saya untuk menulis sesuatu tentang pribadi manusia. Ya ini bukan analisis yang sengaja saya lakukan, ini hanyalah argumentasi. Baiklah, saya ini ingin membicarakan tentang pikiran dan kegelisahan setiap orang. Setiap manusia yang menjalani kehidupan di dunia ini.

Mereka yang memiliki blog atau pernah mempublikasikan tulisannya, sebagian besar terkadang mengalami masa yang disebut.. Masa labil. Di mana seseorang merasa emosinya naik turun. Merasa hidupnya monoton, atau merasa hidupnya terlalu tidak menentu. Atau mungkin, merasa hidupnya terkadang sempurna namun hampa. Masa di mana seseorang itu tidak bisa mengontrol emosinya dengan baik, sehingga membuat pikiran dan tindakannya sedikit menyimpang dari biasanya.

Sebagian dari pemilik tulisan-tulisan itu merasa hidupnya hampa. Tidak ada orang lain dalam hidupnya yang bisa menjadi penolong baginya. Mereka merasa kesulitan dalam menumpahkan rasa, entah itu bahagia atau sedih. Mereka merasa kebingungan bagaimana caranya menjadi seorang individu yang independen, percaya diri, dan bahagia. Mereka menyebut-nyebut keputusasaan. Namun dari semua itu, saya menemukan beberapa sisi positif dari mereka.

Jika mereka berkata bahwa mereka kesulitan menumpahkan keluh kesah mereka, saya merasa mereka salah besar. Semua hal yang mereka tuangkan dalam paragraf-paragraf yang dapat dibaca banyak orang, menjadi salah satu sarananya untuk melampiaskan rasa sakit dalam hidupnya. Terkadang mereka menyebut diri mereka labil, tidak waras, aneh, dan sebagainya dalam tulisan-tulisan mereka itu. Tetapi pada dasarnya, apakah orang yang tidak waras akan mengakui bahwa ia tidak waras?

Jika mereka berkata bahwa semua unsur dalam dirinya adalah suatu hal yang negatif, mereka juga salah besar. Mari kita lihat. Saya pernah mengalami suatu masa yang membuat saya merasa kehilangan setengah jiwa saya. Terkadang saya menulis, merangkai kata-kata, membuat suatu karya sastra yang mengalir begitu saja tanpa tata bahasa, dan sebagainya. Hasil dari semua itu.. Indah. Jujur saja, terkadang saya merasa kegalauan hati itu membantu seseorang untuk menemukan rasa dari seni, terutama sastra.

Dulu saya adalah salah satu di antara mereka, yang dari tadi saya bicarakan. Ataukah sampai sekarang?

Saya pun tidak tahu jawabannya. Saya hanya bersyukur akan grafik kehidupan yang selama ini telah terlukis dalam perjalanan hidup saya. Saya mengalami kebahagiaan, kesedihan, kekecewaan, kebanggaan, yang begitu kerap melatih emosi saya. Saya selalu mengambil dua sisi dari setiap peristiwa dalam hidup saya. Positif dan negatif. Hal tersebut selalu membantu saya untuk melewati berbagai peristiwa dalam keseharian saya. Saya pun berkembang. Semakin mengerti akan bermacam-macam hal di dunia ini. Semakin menyadari betapa menariknya hidup.

Berbagai kesulitan hidup mengajari saya banyak hal. Mulai dari bersyukur, berdoa, meminta tolong, berterimakasih, dan sebagainya. Saya pun terkadang mengakui kegalauan yang sesekali setiap orang perlukan. Kegalauan itu mengolah rasa. Tetapi perlu ada introspeksi, perbaikan, dan perkembangan diri.

Hidup itu indah. Klise, ya. Tetapi, pernyataan itu benar.

No comments: