I believe in Newton's Third Law

For every action there is an equal and opposite reaction.
It happens in reality. It really does.

Want to share about your thoughts?
Email me: daniawwrr@yahoo.com :)

Monday, November 8, 2010

Paklawan-Pahlawan

Sering kali saya membuat pengertian akan sesuatu berdasarkan kata itu terlebih dahulu. Entah bahasa apapun itu. Saya pasti akan lihat kata dasarnya yang paling tidak asing di telinga maupun mata saya. Berbagai kata kajian yang baru pertama kali saya dengar sekalipun, pastinya akan saya coba kaitkan dengan kosa kata yang sudah saya kuasai di otak saya.

Baru beberapa menit lalu saya membuat suatu kesimpulan sederhana (yang mungkin sedikit konyol) tentang kepahlawanan. Berbagai hal yang terjadi belakangan ini menginspirasi saya untuk mengangkat topik kepahlawanan ini. Mulai dari berbagai tokoh bangsa yang dengan rumitnya dipersiapkan gelar kepahlawanannya. Sampai para pahlawan yang tak terhitung jumlahnya, ada di sekitar kita.

Memang sedikit konyol jika saya membuat kesimpulan seperti ini:
Kata "pahlawan" seakan diambil dari kata "paklawan" yang jika diucapkan secara perlahan, menjadi.. "Pak, lawan." Sebutan "Pak" di sini menurut saya hanyalah simbol bahwa pahlawan itu adalah seorang manusia yang pantas dihormati, namun bukan berarti hanya seseorang yang ahli atau diagungkan. Tetapi bukan berarti, sebutan pahlawan itu hanya bisa disandang oleh laki-laki. Sedangkan kata "lawan" di sini menunjukkan tindakan yang berani dilakukan oleh seseorang itu. Entah berupa apa, yang jelas tindakan tersebut merupakan tindakan konkrit yang dilakukan dengan pengorbanan. Bagi saya, kata "lawan" dalam pahlawan itu berarti berani. Berani dalam melawan segala hal, dari sisi positif. Mencakup berbagai hal seperti melawan keterbelakangan, melawan diskriminasi, melawan segala keinginan pribadi demi orang lain, melawan keterpurukkan, melawan keputusasaan, dan sebagainya. Mereka, para pahlawan.. Berani melawan keadaan yang buruk, demi suatu perubahan positif. Satu hal lagi, pahlawan tidak tertentu bidangnya. Setiap bidang bisa melahirkan pahlawannya masing-masing.

Dalam pandangan saya, sebutan pahlawan adalah sesuatu yang relatif. Bukan sesuatu yang paten atau tidak bisa berubah. Bagi setiap orang, pahlawan itu berbeda. Entah apa pahlawan itu, siapa pahlawan itu, ataupun mengapa pahlawan itu ada. Ini suatu pandangan yang benar-benar subjektif dan memang.. Tidak bisa dipaksakan menjadi suatu pandangan global. Walaupun terdapat berbagai penetapan gelar pahlawan di Indonesia, tetapi pahlawan setiap orang tetap saling berbeda. Bagi saya, ibu saya adalah pahlawan terbesar dalam hidup saya. Tetapi mungkin bagi teman-teman saya, ibu saya hanyalah seorang wanita yang sering mereka lihat sedang menjemput saya sepulang sekolah. Setiap orang memililki persepsinya masing-masing. Setiap orang memiliki pahlawannya masing-masing, yang lahir dari dunia.. Dan otaknya sendiri.

Sebut saja para tokoh bangsa kita, seperti alm. Soeharto, yang baru saja diberi gelar pahlawan, karena telah membangun negeri ini selama masa Orde Baru. Meskipun terdapat berbagai penyimpangan dan kekacauan, tetapi setidaknya Beliau pernah membawa Indonesia menuju tingkat jaya. Yang ingin saya tekankan di sini adalah, gelar pahlawan itu kesannya.. Sangat dipersiapkan dan (memang) mengalami proses yang sedikit bertele-tele.

Saya cukup menghargai usaha negara untuk menunjukkan suatu apresiasi terhadap seseorang yang telah berjasa bagi negara kita. Hal tersebut mungkin mirip dengan apa yang dilakukan dunia kepada Liu Xiaubo, tokoh prodemokrasi Cina yang meraih nobel perdamaian 2010. Saya sangat menghargai bagaimana negara kita mencoba untuk menghayati sisi kepahlawanan seseorang.

Tetapi, sayangnya terkadang hal-hal tersebut membentuk pemikiran seseorang dengan cara yang (menurut saya), kurang tepat.

Sepertinya bagi saya, kata pahlawan lebih tepat disebut dalam kata sifat. Sifat kepahlawanan. Karena setiap orang memiliki sifat tersebut, yang tentunya tidak menutup kemungkinan seseorang menjadi pahlawan bagi orang lain, atau bagi dirinya sendiri. Seperti lagu dari seorang penyanyi senior, Mariah Carey yang berjudul Hero. Pada lagu itu terbilang "there's a hero, when you look inside your heart." Saya mengambil kesimpulan bahwa setiap orang memiliki sifat tersebut dalam dirinya.

Sifat kepahlawanan itu awalnya dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini. Hanya tergantung bagaimana setiap individu mempergunakannya dan menjalani hidupnya dengan sifat kepahlawanannya itu. Saat seseorang sudah mampu dan berani menunjukkan sifatnya itu secara konkrit. Saat seseorang itu sudah berani melawan dengan aura positif. Saat seseorang itu pantas dihargai, dan dihormati usahanya.. Ia menjadi pahlawan. Sifat kepahlawanan itu pun dapat berubah-ubah. Kembali lagi, semuanya tergantung pada pemilik sifat tersebut. Tergantung sejauh mana si pemilik sifat itu mau dan mampu menunjukkannya secara nyata. Ada proses, ada kesimpulan.

Saya pun berani mengatakan bahwa pahlawan yang perlu saya acungkan ibu jari adalah para relawan. Entah relawan apa, di mana, dan siapa. Mereka rela berkorban demi sesuatu yang mungkin merugikan mereka. Mereka yang terjun langsung dalam dunia pendidikan rakyat kecil. Mereka yang terjun langsung dalam bidang kesehatan masyarakat kurang mampu. Mereka yang mau terlibat langsung dengan bahaya bencana alam. Mereka yang mau melawan keinginan pribadi mereka untuk memenuhi kebutuhan orang lain terlebih dahulu.

Secara khusus saya dedikasikan tulisan ini untuk mereka, para relawan yang membantu korban-korban bencana alam di beberapa daerah di Indonesia. Antara lain adalah bencana Merapi, banjir bandang Wasior, dan tsunami di Mentawai. Walaupun saya tidak bisa banyak membantu dalam bentuk materi, ataupun terjun langsung, saya akan selalu bantu dengan doa.

Comments are still expected ;)

No comments: