Wah sudah lama juga ya gue nggak nulis panjang lebar dan berbacot ria di blog. Belakangan ini gue lebih sering ngepost foto atau video-video yang berhubungan dengan music fever yang sedang gue alami. Hahaha. Atau nggak, gue sekarang jadi lebih sering nulis sedikit kata gitu. Ya nggak tau kenapa ya. Mungkin ada beberapa orang yang bilang kalau blog diisi dengan sedikit kata-kata itu lebih menarik, apalagi ditambah foto-foto atau gambar-gambar, ataupun video yang enak dilihat. Tapi setelah gue pikir-pikir lagi, yang namanya blog kalau tulisannya dikit itu buat apa dong? Hahaha. Jadi gue berniat buat mulai nulis-nulis tentang pendapat-pendapat gue lagi. Dan berbagai hal yang memang (mungkin) bagus buat ditulis di blog, berhubung gue suka menulis. Hehehe.
Okay in fact I don't have any specific topic to discuss today. Dari kemaren pikiran gue memang numpuk dan banyak banget hal-hal yang ngapain-sih-dipikirin itu muncul-muncul terus di benak gue. Itu membuat gue jadi sedikit aneh dan nggak bisa mengistirahatkan otak gue, termasuk saat tidur. Ya tuh kan, giliran gue pengen nulis bener-bener pasti ada acara bacot bacot yang nggak penting. Mengarah ke curhat, hahaha tapi nggak kok. Maaf ya.
Hmm karena nggak ada topik yang memang udah gue siapin, mungkin gue cuma pengen mengungkapkan pendapat gue tentang model-model kericuhan di pemerintah seputar bank century dan segelintir masalah yang disebabkannya. Waktu itu gue sempet ngobrol sama nyokap gue soal pemerintahan (ini gue ngomong secara luas aja ya, nggak mengkritik pemerintah dalam lingkup sempit). Nyokap gue bilang, di dalam sistem pemerintahan kita itu aja udah 'kotor'. Sudah 'terlanjur kotor' gitu istilahnya. Mungkin karena memang udah banyaaak banget kasus ini itu, beserta penyimpangan-penyimpangan negatif yang merugikan banyak pihak serta menguntungkan pihak yang curang. Hal-hal itu sudah terlalu lama dan dibiarkan begitu saja. Sebenarnya mungkin bukan begitu aja, tapi hal itu terlalu sulit untuk dijangkau. Apalagi di lembaga-lembaga negara semacam itu. Jadi kesimpulan yang gue dan nyokap gue ambil adalah: sejujurnya seseorang yang bekerja di lembaga yang sudah tercemar/kotor, kejujurannya itu akan sia-sia. Nggak guna.
Ada yang nonton film 'Edge of Darkness'nya Mel Gibson? Bagi yang belum nonton, coba baca deh sinopsisnya, atau nonton langsung aja deh. Bagus, tapi mungkin memang agak sulit dimengerti di beberapa bagian. Intinya film itu membuat gue dan nyokap gue tambah sadar bahwa suatu kejahatan atau sesuatu yang ilegal pasti diperbuat dengan cara yang pintar. Yang gue maksud pintar adalah, mereka (si 'penjahat' itu) akan mencari koneksi sebanyak mungkin agar dia bisa terlindungi dan lepas dari ketakutannya setelah melakukan kejahatan itu. Itu yang menurut gue dan nyokap gue sering terjadi zaman sekarang ini. Bukan kayak zaman dulu, kalau sekarang orang-orang yang mau berbuat jahat akan mencari cara yang paling logis dan pintar untuk menutupi kejahatannya itu. Semakin brilian. Semakin sulit diatasi.
Mungkin perlu gue tulis sedikit garis besar filmnya. Jadi Emma Craven (anak dari Mel Gibson) terbunuh karena ketahuan udah tau tentang produksi senjata yang dilakukan oleh perusahaan tempat kerjanya (anggap perusahaan A). Thomas Craven (Mel Gibson) dalam film itu sendiri adalah seorang detektif yang udah sangat berpengalaman. Sehingga beberapa pihak merasa pembunuhan putrinya itu disebabkan oleh musuh yang dimililki oleh Thomas. Thomas sebagai penegak hukum pun menolak untuk membiarkan investigasi kematian putrinya itu berlangsung tanpa campur tangannya. Akhirnya Thomas pun berusaha mencari tau sendiri tentang hubungan putrinya dari kontak-kontak yang ada dalam cell phonenya, satu persatu clue pun ia temukan dari mereka. Kasus yang diselidiki oleh Thomas tersebut melibatkan beberapa orang yang bukan berasal dari lembaga formal ataupun dari lembaga negara. Justru orang itu yang membantunya mencari tau tentang berbagai hal. Bukan organisasi atau lembaga yang resmi atau lembaga milik negara, melainkan bukan orang yang dikenal, atau orang yang terkemuka. Ya sulit diceritakan lah. Lebih baik kalian nonton deh :p
Yang kedua, film 'From Paris With Love'nya John Travolta. Coba nonton deh, atau baca sinopsisnya kalau nggak berminat. Film ini menurut gue lebih keren (hehehe) dan lebih bisa dinikmati kok. Tapi dibalik action-action dan beberapa kekonyolan dalam film itu (agak lucu juga soalnya), film ini meaningful. Bercerita tentang Charlie Wax (John Travolta) yang dateng dari USA ke Paris untuk bekerja sama dengan James Reese yang merupakan duta besar USA di Perancis (Jonathan Rhys Meyers), dalam rangka mencari tau dan membasmi teroris di Paris itu. Cara Charlie Wax itu memang gila, tapi brilian. Dengan gampang dia bisa bunuh orang di mana aja. Dengan pintar dia bisa memperkirakan berapa lama orang turun dari lantai 6 kemudian dengan tepatnya dia menjatuhkan bom tepat saat orang-orang itu sampai ke mobil. Dengan tepat dia bisa menembak mobil teroris dari jembatan menggunakan bazooka. Memang gila, tapi memang mungkin itu yang dibutuhkan. Cara-cara seperti itu yang mungkin dianggap tidak lazim buat membasmi teroris dan bentuk-bentuk kriminal lainnya.
Oke, gue tau post gue udah terlalu panjang. Kesimpulan yang gue ambil dari kedua film dan kenyataan-kenyataan yang terjadi saat ini adalah: diperlukan cara ilegal untuk mengawasi lembaga-lembaga yang besar. Mungkin diperlukan cara-cara yang tidak wajar untuk menegakkan keadilan dan menunjukkan kebenaran.
Saran gue, nonton deh dua film di atas : ) Di saat orang-orang ribut nonton Percy Jackson atau Alice in Wonderland, atau pun Dear John, yang gue tanya ke orang-orang cuma, "eh pada nonton Edge of Darkness sama From Paris With Love nggak?". Dan 4 dari 5 orang akan menggeleng.
Okay in fact I don't have any specific topic to discuss today. Dari kemaren pikiran gue memang numpuk dan banyak banget hal-hal yang ngapain-sih-dipikirin itu muncul-muncul terus di benak gue. Itu membuat gue jadi sedikit aneh dan nggak bisa mengistirahatkan otak gue, termasuk saat tidur. Ya tuh kan, giliran gue pengen nulis bener-bener pasti ada acara bacot bacot yang nggak penting. Mengarah ke curhat, hahaha tapi nggak kok. Maaf ya.
Hmm karena nggak ada topik yang memang udah gue siapin, mungkin gue cuma pengen mengungkapkan pendapat gue tentang model-model kericuhan di pemerintah seputar bank century dan segelintir masalah yang disebabkannya. Waktu itu gue sempet ngobrol sama nyokap gue soal pemerintahan (ini gue ngomong secara luas aja ya, nggak mengkritik pemerintah dalam lingkup sempit). Nyokap gue bilang, di dalam sistem pemerintahan kita itu aja udah 'kotor'. Sudah 'terlanjur kotor' gitu istilahnya. Mungkin karena memang udah banyaaak banget kasus ini itu, beserta penyimpangan-penyimpangan negatif yang merugikan banyak pihak serta menguntungkan pihak yang curang. Hal-hal itu sudah terlalu lama dan dibiarkan begitu saja. Sebenarnya mungkin bukan begitu aja, tapi hal itu terlalu sulit untuk dijangkau. Apalagi di lembaga-lembaga negara semacam itu. Jadi kesimpulan yang gue dan nyokap gue ambil adalah: sejujurnya seseorang yang bekerja di lembaga yang sudah tercemar/kotor, kejujurannya itu akan sia-sia. Nggak guna.
Ada yang nonton film 'Edge of Darkness'nya Mel Gibson? Bagi yang belum nonton, coba baca deh sinopsisnya, atau nonton langsung aja deh. Bagus, tapi mungkin memang agak sulit dimengerti di beberapa bagian. Intinya film itu membuat gue dan nyokap gue tambah sadar bahwa suatu kejahatan atau sesuatu yang ilegal pasti diperbuat dengan cara yang pintar. Yang gue maksud pintar adalah, mereka (si 'penjahat' itu) akan mencari koneksi sebanyak mungkin agar dia bisa terlindungi dan lepas dari ketakutannya setelah melakukan kejahatan itu. Itu yang menurut gue dan nyokap gue sering terjadi zaman sekarang ini. Bukan kayak zaman dulu, kalau sekarang orang-orang yang mau berbuat jahat akan mencari cara yang paling logis dan pintar untuk menutupi kejahatannya itu. Semakin brilian. Semakin sulit diatasi.
Mungkin perlu gue tulis sedikit garis besar filmnya. Jadi Emma Craven (anak dari Mel Gibson) terbunuh karena ketahuan udah tau tentang produksi senjata yang dilakukan oleh perusahaan tempat kerjanya (anggap perusahaan A). Thomas Craven (Mel Gibson) dalam film itu sendiri adalah seorang detektif yang udah sangat berpengalaman. Sehingga beberapa pihak merasa pembunuhan putrinya itu disebabkan oleh musuh yang dimililki oleh Thomas. Thomas sebagai penegak hukum pun menolak untuk membiarkan investigasi kematian putrinya itu berlangsung tanpa campur tangannya. Akhirnya Thomas pun berusaha mencari tau sendiri tentang hubungan putrinya dari kontak-kontak yang ada dalam cell phonenya, satu persatu clue pun ia temukan dari mereka. Kasus yang diselidiki oleh Thomas tersebut melibatkan beberapa orang yang bukan berasal dari lembaga formal ataupun dari lembaga negara. Justru orang itu yang membantunya mencari tau tentang berbagai hal. Bukan organisasi atau lembaga yang resmi atau lembaga milik negara, melainkan bukan orang yang dikenal, atau orang yang terkemuka. Ya sulit diceritakan lah. Lebih baik kalian nonton deh :p
Yang kedua, film 'From Paris With Love'nya John Travolta. Coba nonton deh, atau baca sinopsisnya kalau nggak berminat. Film ini menurut gue lebih keren (hehehe) dan lebih bisa dinikmati kok. Tapi dibalik action-action dan beberapa kekonyolan dalam film itu (agak lucu juga soalnya), film ini meaningful. Bercerita tentang Charlie Wax (John Travolta) yang dateng dari USA ke Paris untuk bekerja sama dengan James Reese yang merupakan duta besar USA di Perancis (Jonathan Rhys Meyers), dalam rangka mencari tau dan membasmi teroris di Paris itu. Cara Charlie Wax itu memang gila, tapi brilian. Dengan gampang dia bisa bunuh orang di mana aja. Dengan pintar dia bisa memperkirakan berapa lama orang turun dari lantai 6 kemudian dengan tepatnya dia menjatuhkan bom tepat saat orang-orang itu sampai ke mobil. Dengan tepat dia bisa menembak mobil teroris dari jembatan menggunakan bazooka. Memang gila, tapi memang mungkin itu yang dibutuhkan. Cara-cara seperti itu yang mungkin dianggap tidak lazim buat membasmi teroris dan bentuk-bentuk kriminal lainnya.
Oke, gue tau post gue udah terlalu panjang. Kesimpulan yang gue ambil dari kedua film dan kenyataan-kenyataan yang terjadi saat ini adalah: diperlukan cara ilegal untuk mengawasi lembaga-lembaga yang besar. Mungkin diperlukan cara-cara yang tidak wajar untuk menegakkan keadilan dan menunjukkan kebenaran.
Saran gue, nonton deh dua film di atas : ) Di saat orang-orang ribut nonton Percy Jackson atau Alice in Wonderland, atau pun Dear John, yang gue tanya ke orang-orang cuma, "eh pada nonton Edge of Darkness sama From Paris With Love nggak?". Dan 4 dari 5 orang akan menggeleng.
5 comments:
kalo lu nanya gue, gue bakal geleng sama tu semua film karena kemarin terjadi kericuhan yang diperbuat oleh yaaahhhh sekumpulan anak kampung,kericuhan yang brutal sampe lempar-lempar batu dan membuat gue batal pergi nonton padahal gue sudah mendambakan.
kalo bisa ya daannn suru orang-orang pemerintah baca post lu dan nonton 2film itu sekalianlah,terus lu didik sekalian biar paling nggak mereka lebih pinter dari lu dulu lah, masa kalah sama anak SMA.
oke komen gue jadi ikutan panjang.bye
hahahaha gapapa bi ikutan panjang (Y). ya mungkin lo harus berpikir saat tidak emosi bi. hehehehe tergantung sih, nggak ada pandangan yang salah. yang gue bingung itu bi. kita dibanding pemerintah itu kayak satu semut di kumpulan gajah. terlalu jauh, dan kita sedikit, dan kecil.
lu selalu nyuruh gue ngliat segala sesuatu dari sisi positif,tapi buat satu ini gue ga nemuin sisi positifnya lho padahal gue sudah berusaha mencari.
yahh kita kan memang hanya rakyat jelata yang nggak ada apa-apanya dibanding pemerintah yang selalu merasa lebih padahal yang dicari cuma uang,makanya negara kita gak akan pernah bebas dari yang namanya korupsi.
panjang lagi -_-
bukan gitu deh bi biar mudah. kalau lo susah nyari positifnya, maksudnya gini. coba liat segala hal dari berbagai sudut pandang. oke hahaha NANTI AJA DEH omongin lagi okeoke
gue juga uda nonton dua2nya. plotnya rada sama ya konspirasi gitu. anyway i like the fact that a girl like you still care about the polytical stuff. jarang2 loh ada cewe yang suka ngomongin politik. hehe ;p
Post a Comment