I believe in Newton's Third Law

For every action there is an equal and opposite reaction.
It happens in reality. It really does.

Want to share about your thoughts?
Email me: daniawwrr@yahoo.com :)

Saturday, October 31, 2009

Belok?

Gay should close their identity

What do you think about this statement? Agree or disagree?

I'm waiting for your comments, guys.

Ya, jadi waktu latihan buat lomba debat di Tarki beberapa hari lalu, kita debat dengan motion ini. Gay should close their identity. Tim gue jadi negative team. Secara pribadi gue juga nggak setuju. Jadi lebih gampang deh hehehe.

Oke, topik homoseksual gini emang udah jadi kontroversi. Apalagi di Indonesia. Sebagian besar orang nggak bisa menerima adanya orang-orang yang 'berbelok' itu. Sebagian besar orang nggak bisa menghargai mereka yang mungkin bisa dibilang abnormal itu. Oh iya, setau gue, sebutan gay itu mencakup cewek atau cowok. So, lesbians are also included as gays.

Berdasarkan yang kita diskusiin bareng Kak Pade waktu itu, gay itu bukan penyakit. Bukan penyakit yang bisa disembuhin gitu aja. Jadi, kita nggak bisa dengan mudah bilang kalau gay itu harus disembuhin. Maksud motion yang kita debatin ini, gay nggak boleh mengaku bahwa dia itu adalah gay. Gay nggak boleh nunjukkin dirinya sebagai gay. Mereka harus berpura-pura jadi orang normal yang straight. Kalau gue pikir-pikir sendiri, itu nggak adil banget. Bener-bener nggak adil. Mungkin sebenernya mereka nggak mau jadi gay. Mungkin sebenernya mereka juga pengen jadi orang normal. Tapi, gay itu semacem kelainan, bukan penyakit yang disembuhin. Kelainan yang membuat mereka tertarik sama sesama jenis.

Kalau mereka dilarang untuk jujur bahwa mereka adalah gay, apa mereka nggak tertekan?

Setelah mikir-mikir, gue jadi lebih menghargai gay. Maksudnya, gue jadi lebih menghargai orang-orang yang punya kelainan itu. Mungkin banyak orang yang ngerasa jijik. Tapi, kenapa harus jijik? As long as they don't bother us, what is so bad about homosexuality?

Kalau mereka dikekang, dan nggak boleh mengaku bahwa mereka gay, mereka akan dipaksa buat bohong. Kecuali kalau emang mereka sendiri yang nggak mau mengaku. Tapi, kalau mereka sebenernya nggak ngerasa ada masalah, kenapa harus dilarang? They'll feel discriminated, they'll think that they're treated differently. Sulit jadi mereka.

Oh iya, ada yang pernah nonton film 30 Hari Mencari Cinta? Emang cuma simple gitu sih. Di film itu, ada Vino G. Bastian yang berperan jadi Eric (kalau nggak salah). Dia itu cowok yang lagi coba deketin si Olin. Olin itu mengharapkan banget cowok yang romantis, dan si Eric ini selalu berusaha buat bisa jadi yang Olin mau. Sampe waktu mereka lagi di cafe, si Olin itu nanya tentang perasaan Eric. Tiba-tiba muka Eric jadi serius.

Terus dia bilang, "Lin, sebenernya aku ini gay." Dia cerita kalau dia udah berusaha jadi cowok tulen, tapi itu hasilnya. Hal-hal romantis yang dia lakukan buat Olin kayaknya aneh, nggak tulus. Kayak ada yang mengganjal.

Gue juga pernah baca 1 novel Clara Ng judulnya 'Gerhana Kembar', tentang lesbian. Ceritanya, 2 wanita itu kenal sejak mereka kira-kira umur 25an gitu. Nama mereka itu Henrietta dan Diana. Suatu hari si Diana ini menikah. Banyak hal yang menghambat hubungan mereka. Mereka jarang ketemu. Tapi, mereka selalu inget satu sama lain. Diana pun juga nggak bahagia dengan rumah tangganya itu. Oke intinya aja ya. Sampe mereka sekitar umur 60an, mereka masih tetep sayang satu sama lain. Mereka inseparable.

Lawan tim gue waktu itu (affirmative teamnya) bilang kalau agama juga menganggap kalau gay itu nggak normal. Tapi, the world has changed, man! Manusia itu berkembang dan nggak selamanya bisa terpaku sama rule ini itu termasuk agama. Ya, bukan maksudnya kita harus mengabaikan agama. Tapi, mungkin kita perlu berpikir dua kali tentang gay. Secara pribadi, gue agak kasihan sama mereka. Mereka beda, tapi bukan berarti mereka harus diperlakukan secara berbeda juga. Seperti yang gue udah bilang tadi. As long as they don't hurt us, what is so bad about homosexuality? Why should they hide their identity? Secara otomatis, itu akan berdampak ke cara pikir mereka. Mereka akan merasa dibedakan dan seakan disingkirkan dari masyakarat.

Tapi kan mereka nggak akan disingkirkan kalau mereka nggak ngaku bahwa mereka adalah gay? (affirmative team)
Iya, itu berarti, they're pretending to be somebody else. Dan itu bukan hal yang mudah. Percaya kan ada human rights? Dengan cara mereka harus menyembunyikan fakta tersebut, apa mereka akan bahagia? Apa mereka akan dapet kebebasan ini itu seperti yang ada di human rights?

Dua contoh. Film dan novel itu jadi bikin gue menghargai mereka yang 'berbelok' itu. Relatif. Ini cuma pendapat gue aja. Gue tunggu komentarnya.

Anyway, dari obrolan gue, teman-teman debat, dan Kak Pade, gue jadi tau beberapa hal tentang gay dan kelompok-kelompok minoritas lainnya. Kita dijelasin tentang gay movement, affirmative action, dan lainnya. Yea, interesting. Okaaay, bye folks!

1 comment:

MARIA JESSICA said...

daniaa dulu gw juga pernah tuh debat ttg gay pas kelas 9 ahaha dan gw dapet yang kontra susah gitu